PEMBELAJARAN MENDALAM
KLIK DISINI UNTUK MELIHAT MATERI
Ringkasan Materi Pembelajaran Mendalam
Materi ini memperkenalkan konsep Pembelajaran Mendalam (PM) sebagai pendekatan transformatif untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. PM didefinisikan sebagai pendekatan yang berpusat pada penciptaan suasana belajar yang berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful), dan menggembirakan (joyful). Pendekatan ini secara holistik mengintegrasikan olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga untuk mewujudkan profil lulusan dengan delapan dimensi. Dokumen ini juga membahas latar belakang kebutuhan PM berdasarkan tantangan masa depan dan rendahnya kemampuan HOTS siswa Indonesia (berdasarkan PISA), serta landasan filosofis, teoretis, sosiologis, yuridis, dan empiris yang mendukungnya. Selain itu, materi ini menguraikan kerangka kerja PM, termasuk prinsip pembelajaran, pengalaman belajar (memahami, mengaplikasi, merefleksi), praktik pedagogis, pemanfaatan teknologi digital, lingkungan pembelajaran, dan kemitraan pembelajaran. Terakhir, presentasi ini memaparkan tahapan implementasi PM dan rekomendasi strategis untuk penerapannya di seluruh jenjang pendidikan di Indonesia.
Poin-Poin Utama
(REVIEW BY JOHN)
1. Definisi Pembelajaran Mendalam (PM)
-
PM adalah pendekatan yang memuliakan dengan menekankan penciptaan suasana belajar yang
berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan.
-
Dilakukan melalui olah pikir (intelektual), olah hati (etika), olah rasa (estetika), dan olah raga (kinestetik) secara holistik dan terpadu.
2. Latar Belakang dan Urgensi PM
-
Perubahan masa depan yang sulit diprediksi, Bonus Demografi 2035, dan Visi Indonesia Emas 2045.
-
Permasalahan mutu pendidikan saat ini: rendahnya literasi, numerasi, dan
Higher Order Thinking Skills (HOTS), serta ketimpangan mutu pendidikan, sebagaimana ditunjukkan oleh hasil PISA 2018 di mana siswa Indonesia mayoritas hanya mampu menjawab materi Level 1-3 (LOTS).
-
PM dipandang sebagai solusi untuk mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua.
3. Prinsip Pembelajaran Mendalam
-
Berkesadaran: Peserta didik menjadi pembelajar aktif, mampu meregulasi diri, memahami tujuan pembelajaran, dan termotivasi secara intrinsik.
-
Bermakna: Peserta didik mampu menerapkan pengetahuannya ke dalam situasi nyata dan mengaplikasikan pengetahuan, tidak hanya memahami konten.
-
Menggembirakan: Menciptakan suasana belajar yang positif, menantang, menyenangkan, dan memotivasi untuk membantu pemahaman, ingatan, dan penerapan pengetahuan.
4. 8 Dimensi Profil Lulusan
Pembelajaran Mendalam bertujuan untuk mewujudkan Profil Lulusan dengan delapan dimensi, yang akan menggantikan Profil Pelajar Pancasila:
-
Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan YME
-
Kewargaan
-
Penalaran Kritis
-
Kreativitas
-
Kolaborasi
-
Kemandirian
-
Kesehatan
-
Komunikasi
5. Landasan Pembelajaran Mendalam
-
Filosofis: Berakar pada Filosofi Ki Hajar Dewantara (pembelajaran memerdekakan, berpusat pada peserta didik, sistem among dan Trikon, prinsip Asah-Asih-Asuh, pendidikan sebagai pranata sosial dan pelestari kebudayaan) dan Filosofi K.H. Ahmad Dahlan (pendidikan berlandaskan tujuan hidup, gigih belajar, optimalisasi akal, menegakkan kebenaran, berbuat untuk kemanusiaan, pengamalan ilmu agama, alat perubahan sosial).
-
Teoretis: Melibatkan teori pembelajaran mendalam dan dangkal, konstruktivisme, Project-based Learning, keterampilan abad ke-21, serta integrasi teknologi, dengan dukungan Experiential Learning (Kolb, 1984) dan kerangka pengetahuan Foundational, Meta, dan Humanistic Knowledge (Heick, 2020).
-
Sosiologis: Bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai UUD 1945, membangun bangsa majemuk, pendidikan holistik, dan menjadi fondasi sistem pendidikan nasional yang memadukan kesadaran spiritual, sosial, kontekstual, serta kegembiraan.
-
Yuridis: Didukung oleh UU dan Pasal UUD 1945 terkait hak pendidikan, pengembangan potensi manusia, pendidikan inklusif, dan kemitraan vokasi/teknologi.
-
Empiris: Berdasarkan perubahan kurikulum (termasuk Kurikulum Merdeka 2022), fokus pada kompetensi masa depan (kreativitas, kolaborasi, teknologi), dan pembelajaran bermakna.
6. Kerangka Kerja PM
-
Pengalaman Belajar: Meliputi tahapan Memahami (mengkonstruksi pengetahuan esensial, aplikatif, nilai/karakter) ,
Mengaplikasi (menerapkan pengetahuan dalam konteks nyata) , dan
Merefleksi (mengevaluasi dan memaknai proses/hasil belajar dengan regulasi diri).
-
Praktik Pedagogis: Guru berfokus pada pengalaman belajar autentik, praktik nyata, mendorong HOTS, dan kolaborasi.
-
Pemanfaatan Teknologi Digital: Sebagai katalisator pembelajaran interaktif, kolaboratif, dan kontekstual.
-
Lingkungan Pembelajaran: Mengintegrasikan ruang fisik, virtual, dan budaya belajar yang fleksibel untuk kolaborasi, refleksi, dan eksplorasi.
-
Kemitraan Pembelajaran: Membangun hubungan dinamis antara guru, peserta didik, orang tua, komunitas, dan mitra profesional untuk kolaborasi dalam pembelajaran.
7. Tahapan Implementasi PM
-
Sosialisasi PM kepada pemangku kepentingan.
-
Identifikasi dan pemenuhan kebutuhan sumber daya (guru, satuan pendidikan, sumber belajar).
-
Uji coba dalam lingkup terbatas.
-
Evaluasi hasil dan perbaikan sistem.
-
Penerapan PM secara luas.
-
Refleksi dan tindak lanjut.
8. Rekomendasi Strategis
-
Penetapan PM sebagai fondasi utama peningkatan mutu pembelajaran.
-
Dukungan lingkungan kondusif, kemitraan luas, dan pemanfaatan teknologi digital.
-
Perubahan Profil Pelajar Pancasila menjadi Profil Lulusan 8 dimensi.
-
Penyelarasan peraturan perundang-undangan terkait standar, kurikulum, buku teks, proses, dan asesmen.
-
Pengalokasian 10% jam pelajaran untuk PM interdisipliner.
-
Penataan ulang materi esensial dalam Capaian Pembelajaran.
-
Peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan, pendampingan, seleksi ketat calon guru, PPG, bimbingan konseling, revitalisasi guru inti, pemberdayaan komunitas belajar, dan pengurangan beban mengajar.
-
Peningkatan kapasitas kepemimpinan kepala sekolah dan supervisi pengawas.
-
Penyusunan Buku Guru dan Buku Siswa.
-
Pengembangan asesmen formatif dan sumatif dengan penekanan pada asesmen otentik dan holistik.
-
Penyusunan panduan mekanisme dan prosedur monitoring dan evaluasi implementasi PM.
Sumber: HERI YUDIANTO, S.T, M.Pd