Workshop Tingkatkan Kualitas Pendidikan Era Digital, oleh Pengawas Sekolah Ika Mulyani N, S.Kom

Workshop Strategi Pembelajaran Efektif untuk Generasi Z Melalui Digitalisasi Pembelajaran, Dihari ke-2 pada Kamis, 28 November 2025. Acara ini menghadirkan pengawas sekolah, Ika Mulyani N., S.Kom, yang memberikan pemaparan utama tentang perkembangan teknologi, khususnya Artificial Intelligence (AI), sebagai otak dari transformasi digital di berbagai sektor. Beliau menekankan bahwa dunia pendidikan turut mengadopsi teknologi ini sebagai bagian dari inovasi dalam proses pembelajaran, terutama untuk menghadapi karakteristik Generasi Z yang akrab dengan dunia digital.

Dalam paparannya, Ika Mulyani menjelaskan perubahan landscape pekerjaan di era kecerdasan artifisial. Sebanyak sembilan jenis pekerjaan diprediksi akan hilang, digantikan oleh proses otomatisasi dan teknologi berbasis AI. Namun, hal ini juga diiringi dengan munculnya sembilan jenis pekerjaan baru yang sangat dibutuhkan di masa depan. Dengan demikian, pendidikan dituntut untuk menyiapkan peserta didik agar relevan menghadapi dunia kerja yang terus berubah.

Beliau juga menyampaikan bahwa Indonesia berada pada posisi yang optimis di tengah perkembangan AI global. Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia menunjukkan tren yang sangat pesat. Hal ini turut diperkuat oleh hasil survei APJII yang merilis peningkatan signifikan pada penetrasi internet di masyarakat. Kenaikan tersebut tidak hanya mencerminkan tingginya tingkat literasi internet, tetapi juga menjadi pendorong penguatan ekonomi digital nasional.

Di sisi lain, Indonesia juga disebut sebagai negara dengan tingkat penggunaan ponsel yang sangat tinggi, yakni mencapai 6,05 jam per hari, menjadikannya salah satu yang tertinggi di dunia. Fenomena ini tentu membawa tantangan sekaligus peluang. Dalam konteks pendidikan, penggunaan ponsel dapat diarahkan menjadi media pembelajaran yang efektif, jika dikelola dengan baik. Aturan mengenai screen time di sejumlah negara seperti Korea, Jepang, Taiwan, Tiongkok, Prancis, hingga Indonesia turut dipaparkan sebagai bahan perbandingan.

Para peserta workshop juga diajak memahami kondisi bahwa Indonesia termasuk salah satu negara dengan pengguna AI terbanyak, mulai dari Gemini, Meta AI, DeepSeek, hingga Gamma. Masyarakat Indonesia dinilai paling optimis terhadap perkembangan kecerdasan artifisial. Namun, tantangan besar tetap muncul dari keterbatasan talenta digital, di mana Indonesia masih kekurangan sekitar 500.000 talenta dari total kebutuhan 9 juta talenta digital nasional. Oleh karena itu, literasi digital, termasuk kecakapan pada fase C, D, E, dan F, menjadi kompetensi penting yang harus terus dikembangkan.

Selain literasi digital, Ika Mulyani menegaskan pentingnya etika AI, yakni pemahaman terkait aspek fairness, reliability & safety, privacy & security, inclusiveness, transparency, dan accountability. Etika ini diperlukan agar generasi muda mampu menggunakan teknologi secara bertanggung jawab. Pemaparan dilanjutkan dengan menjelaskan Arah Pembangunan Nasional (Asta Cita) serta arah pendidikan nasional yang menekankan bahwa pendidikan bermutu adalah hak seluruh warga negara dan kunci utama dalam pembangunan bangsa.

Kementerian Pendidikan turut menginisiasi berbagai program prioritas sebagai penerjemah Asta Cita. Salah satu upayanya adalah memperkenalkan pelajaran koding dan kecerdasan artifisial dalam kurikulum, sebagai bentuk kesiapan menghadapi tantangan masa depan. Program ini juga sejalan dengan visi jangka panjang yang mencakup delapan dimensi profil lulusan, yang diharapkan mampu melahirkan generasi yang kompeten, kreatif, dan adaptif.

Materi ditutup dengan pembahasan mengenai pentingnya pembelajaran koding yang dimulai sejak kelas 5 SD. Kesiapan guru menjadi komponen penting dalam hal ini, sehingga diperlukan penguatan pada empat kompetensi utama: kemampuan guru berkolaborasi dengan kecerdasan artifisial, penyesuaian kurikulum, strategi pelaksanaan pembelajaran koding, serta metode pengajaran yang efektif. Dengan demikian, workshop ini diharapkan mampu mendorong pemahaman baru bagi tenaga pendidik untuk mengembangkan pembelajaran digital yang lebih relevan bagi Generasi Z.

 

(notulen:admin)

Pendaftaran Peserta Didik Baru

Tahun Pelajaran 2021-2022

Kerjasama

Kerjasama dengan perusahaan, lembaga, instansi, dll.